Assalamu'alaikum Wr.Wb,.....Ahlan Wa Sahlan Bi Qudumikum...

ASSALAMU'ALAIKUM WR.WB,.....AHLAN WA SAHLAN BI QUDUMIKUM DI PONDOK PESANTREN TERPADU AL-BASHIROH

Minggu, 04 Februari 2018

PROGRAM-PROGRAM PONDOK PESANTREN TERPADU AL-BASHIROH : PONDOK PESANTREN TERPADU TERMURAH DI MALANG

Isi Program 

  1. Tahsin dan Tahfidz 
  2. Penguatan Bahasa Asing, terdiri dari dua bahasa’ yaitu: 
  • Bahasa Arab
  • Bahasa Inggris  
  1. Membaca Kitab Kuning 
  2. Pendidikan Karakter, nilai-nilai karakter yang akan dikembangkan dalam PPT Al-Bashiroh antara lain sebagai berikut:
  • Karakter Religius.
  • Karakter Iman dan Taqwa.
  • Karakter Disiplin.
  • Karakter Tanggung Jawab.
  • Karakter Ikhlas.
  • Karakter Jujur.
  • Karakter Ukhuwwah (Persaudaraan).
  • Karakter Kerja Keras.
  • Karakter Rasa Hormat.
  • Karakter Tolong Menolong.
  • Karakter Peduli Sosial.
  • Karakter Peduli Lingkungan.
  • Karakter Kreatif.
  • Karakter Toleransi. 
  • Karakter Istiqomah.

Sabtu, 03 Februari 2018

 
 
HALAMAN 

HALAMAN DALAM 
 
 LORONG DALAM
KANTOR
MUSHOLA
 
 KAMAR SANTRI

1 KAMAR MANDI/KAMAR

HALAMAN BELAKANG












Selasa, 30 Januari 2018

Asaatiidz Pesantren Terpadu Al-Bashiroh, Mengikuti Pelatihan Menerjemahkan Al-Qur'an Metode Granada: bisa memahami bahasa Arab dalam waktu 8 jam, dengan 4 Langkah Granada !!

Konsep pembelajaran yang singkat  
Mustahilkah bisa memahami bahasa Arab dalam waktu 8 jam? Tidak! Tidak ada yang mustahil di dunia ini. Apalagi ini semua berkaitan dengan kemukjizatan dan janji Allah untuk mempermudah belajar Al-Qur'an.

Metode Granada : Singkat & Padat 
1Komponen kalimat dalam bahasa Arab hanya ada tiga, yaitu kata benda, kata kerja dan huruf bermakna. Kesemuanya akan dengan mudah teridentifikasi melalui ciri-ciri khususnya.
2Kami telah mengalihbahasakan istilah-istilah Arab ke dalam bahasa Indonesia, sehingga peserta yang awam tidak terbebani dengan istilah asing.
3Konsep utama yang diusung metode ini adalah Anda mengenali awalan, sisipan, dan akhiran sehingga Anda mampu memperoleh akar kata dari tiap kalimat dalam text Arab.
4Awalan, sisipan, dan akhiran dari tiap kalimat dalam Al-Qur’an dikemas hanya dalam satu halaman Tabel Rumus Granada.
5Beberapa materi tata bahasa Arab yang rumit seperti pola aktif & pasif (fi’il majhul, fail & maf’ul) dan huruf penyakit (harf 'illah),diringkas dengan mudah & unik.
Menerjemah dengan Cara Menghitung Huruf
Satu hal yang menjadi ciri dasar Metode Granada adalah keunikannya dalam mengemas pelajaran nahwu sharaf (tata bahasa Arab). Pada saat Anda belajar metode ini, Anda akan diajak "bermain" menghitung huruf. Sungguh menyenangkan.
Tapi, bagaimana bisa?
Bahasa Arab ternyata sangat eksak. Hampir semua kata dasar berasal dari 3 huruf. Ada beberapa yang 4 huruf namun itu sedikit sekali.
Dan dengan cara menghitung huruf ini, kami akan memastikan Anda bisa mendapatkan akar kata dari setiap potong kalimat dari teks Arab berharakat. Sepanjang ataupun sependek apa pun.
Berikut akan saya simulasikan sedikit bagaimana mudahnya belajar bahasa Arab. Perhatikan kata berikut :
masjidun
Potongan kata di atas (Masjidun) memiliki 4 huruf. MaSaJa, dan Da (baca dengan harakat fathah semua). Dengan tabel rumus Granada -yang hanya satu halaman- kita akan tahu bahwa Ma merupakan awalan yang berarti tempat. Selanjutnya kata Sa, Ja, Da merupakan akar kata yang berarti sujud. Maka kita bisa mengerti sekarang, kata Masjid artinya tempat sujud.
Al-muflihuuna
Demikian juga kata Al-Muflihuuna, kita akan tahu dari tabel bahwa Al dan Mu merupakan awalan Wawu dan Nun merupakan akhiran, sehingga akar katanya adalah Fa, La, Ha.

Kelebihan Metode Granada
box granada
check Telah diajarkan ke ribuan orang di Indonesia.
check Merangkum nahwu dan sharaf dalam satu halaman.
check Mudah dipelajari dan diajarkan kembali.
check Praktis, menghemat banyak waktu, tenaga, dan biaya
check Bisa diajarkan ke semua lapisan masyarakat.
check Dilengkapi dengan kamus dan VCD
check Sudah diterjemahkan dalam bahasa Inggris.
Tidak ada alasan untuk menunda kebaikan. Belum tibakah waktunya bagi kita untuk segera melembutkan hati kita? Segera bergabung dengan ribuan alumni kami dan rasakan kedahsyatan bahasa Al-Qur'an. Klik disini untuk memesan.

sumber:http://www.metodegranada.com/

Kamis, 25 Januari 2018

Mencapai generasi Rabbani dengan Al-Qur'an: Menghafal Al-Qur'an, bukan sekedar gelar Hafidz/ah


Al-Qur'an adalah Kalamullah yang diturunkan oleh Jibril as kepada Nabi Muhammad Saw, dan bagi yang membacanya akan mendapatkan pahala. 
Seperti hadis-hadis dibawah ini;

1.      Dari shahabat Abu Umamah Al-Bahili radhiallahu ‘anhu : Saya mendengar Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
« اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لأَصْحَابِه »
“Bacalah oleh kalian Al-Qur`an. Karena ia (Al-Qur`an) akan datang pada Hari Kiamat kelak sebagai pemberi syafa’at bagi orang-orang yang rajin membacanya.” [HR. Muslim 804]
Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan untuk membaca Al-Qur`an dengan bentuk perintah yang bersifat mutlak. Sehingga membaca Al-Qur`an diperintahkan pada setiap waktu dan setiap kesempatan. Lebih ditekankan lagi pada bulan Ramadhan. Nanti pada hari Kiamat, Allah subhanahu wata’ala akan menjadikan pahala membaca Al-Qur`an sebagai sesuatu yang berdiri sendiri, datang memberikan syafa’at dengan seizin Allah kepada orang yang rajin membacanya.
Faidah (Pelajaran) yang diambil dari hadits :
  1. Dorongan dan motivasi untuk memperbanyak membaca Al-Qur`an. Jangan sampai terlupakan darinya karena aktivitas-aktivitas lainnya.
  2. Sahabat itu bukan cuma dilisan atau disaat senang saja, tapi sahabat itu kapan saja dan dimana saja akan membersamai kita. jadi, Al-Qur'an dihidupkan dalam setiap waktu agar al-Qur'an bisa menjadi sahabat dirimu.
  3. Allah jadikan Al-Qur`an memberikan syafa’at kepada orang-orang yang senantiasa rajin membacanya dan mengamalkannya ketika di dunia.
2.      Dari shahabat Abu Umamah Al-Bahili radhiallahu ‘anhu : Saya mendengar Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
« … اقْرَءُوا الزَّهْرَاوَيْنِ : الْبَقَرَةَ وَسُورَةَ آلِ عِمْرَانَ؛ فَإِنَّهُمَا تَأْتِيَانِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ كَأَنَّهُمَا غَمَامَتَانِ أَوْ كَأَنَّهُمَا غَيَايَتَانِ أَوْ كَأَنَّهُمَا فِرْقَانِ مِنْ طَيْرٍ صَوَافَّ تُحَاجَّانِ عَنْ أَصْحَابِهِمَا، اقْرَءُوا سُورَةَ الْبَقَرَةِ فَإِنَّ أَخْذَهَا بَرَكَةٌ وَتَرْكَهَا حَسْرَةٌ وَلاَ تَسْتَطِيعُهَا الْبَطَلَةُ ».
“Bacalah oleh kalian dua bunga, yaitu surat Al-Baqarah dan Surat Ali ‘Imran. Karena keduanya akan datang pada hari Kiamat seakan-akan keduanya dua awan besar atau dua kelompok besar dari burung yang akan membela orang-orang yang senantiasa rajin membacanya. Bacalah oleh kalian surat Al-Baqarah, karena sesungguhnya mengambilnya adalah barakah, meninggalkannya adalah kerugian, dan sihir tidak akan mampu menghadapinya. [HR. Muslim 804]

3. Dari shahabat An-Nawwas bin Sam’an Al-Kilabi radhiallahu ‘anhu berkata : saya mendengar Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
« يُؤْتَى بِالْقُرْآنِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَأَهْلِهِ الَّذِينَ كَانُوا يَعْمَلُونَ بِهِ تَقْدُمُهُ سُورَةُ الْبَقَرَةِ وَآلُعِمْرَانَ تُحَاجَّانِ عَنْ صَاحِبِهِمَا ».
“Akan didatangkan Al-Qur`an pada Hari Kiamat kelak dan orang yang rajin membacanya dan senantiasa rajin beramal dengannya, yang paling depan adalah surat Al-Baqarah dan surat Ali ‘Imran, keduanya akan membela orang-orang yang rajin membacanya.” [HR. Muslim 805]

Pada hadits ini Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam memberitakan bahwa surat Al-Baqarah dan Ali ‘Imran akan membela orang-orang yang rajin membacanya. Namun Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam mempersyaratkan dalam hadits ini dengan dua hal, yaitu :
–          Membaca Al-Qur`an, dan
–          Beramal dengannya.
Karena orang yang membaca Al-Qur`an ada dua type :
–          type orang yang membacanya namun tidak beramal dengannya, tidak mengimani berita-berita Al-Qur`an, tidak mengamalkan hukum-hukumnya. Sehingga Al-Qur`an menjadi hujjah yang membantah mereka.
–          Type lainnya adalah orang-orang yang membacanya dan mengimani berita-berita Al-Qur`an, membenarkannya, dan mengamalkan hukum-hukumnya, … sehingga Al-Qur`an menjadi hujjah yang membela mereka.
Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
القرآن حجة لك أو عليك
“Al-Qur`an itu bisa menjadi hujjah yang membelamu atau sebaliknya menjadi hujjah yang membantahmu.” [HR. Muslim]

Dalam hadits ini terdapat dalil bahwa tujuan terpenting diturunkannya Al-Qur`an adalah untuk diamalkan. Hal ini diperkuat oleh firman Allah subhanahu wata’ala :
( كتاب أنزلناه إليك مبارك ليدبروا آياته وليتذكر أولوا الألباب )
“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah, supaya mereka mentadabburi (memperhatikan) ayat-ayat-Nya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran.” [Shad : 29]
“supaya mereka mentadabburi”, yakni agar mereka berupaya memahami makna-maknanya dan beramal dengannya. Tidak mungkin bisa beramal dengannya kecuali setelah tadabbur. Dengan tadabbur akan menghasilkan ilmu, sedangkan amal merupakan buah dari ilmu.
Jadi inilah tujuan diturunkannya Al-Qur`an :
–          untuk dibaca dan ditadabburi maknanya
–          diimani segala beritanya
–          diamalkan segala hukumnya
–          direalisasikan segala perintahnya
–          dijauhi segala larangannya
Faidah (Pelajaran) yang diambil dari hadits :
1.        Al-Qur`an sebagai pemberi syafa’at bagi orang-orang yang rajin membacanya dan beramal dengannya.
2.        Ilmu mengharuskan adanya amal. Kalau tidak maka ilmu tersebut akan menjadi hujjah yang membantahnya pada hari Kiamat.
3.        Keutamaan membaca surat Al-Baqarah dan Ali ‘Imran
4.        Penamaan surat-surat dalam Al-Qur`an bersifat tauqifiyyah.
4.       Dari shahabat ‘Utsman bin ‘Affan radhiallahu ‘anhu berkata, bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
(( خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ )) رواه البخاري .
“Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al-Qur`an dan mengajarkannya.” [Al-Bukhari 5027]
Orang yang terbaik adalah yang terkumpul padanya dua sifat tersebut, yaitu : mempelajari Al-Qur`an dan mengajarkannya. Ia mempelajari Al-Qur`an dari gurunya, kemudian ia mengajarkan Al-Qur`an tersebut kepada orang lain. Mempelajari dan mengajarkannya di sini mencakup mempelajari dan mengajarkan lafazh-lafazh Al-Qur`an; dan mencakup juga mempelajari dan mengajarkan makna-makna Al-Qur`an.
5.      Dari Ummul Mu`minin ‘Aisyah radhiallahu ‘anha berkata, bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
(( الَّذِي يَقْرَأُ القُرْآنَ وَهُوَ مَاهِرٌ بِهِ مَعَ السَّفَرَةِ الكِرَامِ البَرَرَةِ، وَالَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أجْرَانِ )) متفقٌ عَلَيْهِ
“Yang membaca Al-Qur`an dan dia mahir membacanya, dia bersama para malaikat yang mulia. Sedangkan yang membaca Al-Qur`an namun dia tidak tepat dalam membacanya dan mengalami kesulitan, maka baginya dua pahala.” [Al-Bukhari 4937, Muslim 244]
Orang yang mahir membaca Al-Qur`an adalah orang yang bagus dan tepat bacaannya.
Adapun orang yang tidak tepat dalam membacanya dan mengalami kesulitan, maka baginya dua pahala : pertama, pahala tilawah, dan kedua, pahala atas kecapaian dan kesulitan yang ia alami.
6.      Dari shahabat Abu Musa Al-Asy’ari radhiallahu ‘anhu berkata, bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
(( مَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي يَقْرَأُ القُرْآنَ مَثَلُ الأُتْرُجَّةِ : رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا طَيِّبٌ ، وَمَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي لاَ يَقْرَأُ القُرْآنَ كَمَثَلِ التَّمْرَةِ : لاَ رِيحَ لَهَا وَطَعْمُهَا حُلْوٌ ، وَمَثلُ المُنَافِقِ الَّذِي يقرأ القرآنَ كَمَثلِ الرَّيحانَةِ : ريحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ ، وَمَثَلُ المُنَافِقِ الَّذِي لاَ يَقْرَأُ القُرْآنَ كَمَثلِ الحَنْظَلَةِ : لَيْسَ لَهَا رِيحٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ )) متفقٌ عَلَيْهِ .
“Perumpaan seorang mu`min yang rajin membaca Al-Qur`an adalah seperti buah Al-Atrujah : aromanya wangi dan rasanya enak. Perumpamaan seorang mu`min yang tidak membaca Al-Qur`an adalah seperti buah tamr (kurma) : tidak ada aromanya namun rasanya manis.
Perumpamaan seorang munafiq namun ia rajin membaca Al-Qur`an adalah seperti buah Raihanah : aromanya wangi namun rasanya pahit. Sedangkan perumpaan seorang munafiq yang tidak rajin membaca Al-Qur`an adalah seperti buah Hanzhalah : tidak memiliki aroma dan rasanya pun pahit.” [Al-Bukhari 5427, Muslim 797]
Seorang mu`min yang rajin membaca Al-Qur`an adalah seperti buah Al-Atrujah, yaitu buah yang aromanya wangi dan rasanya enak. Karena seorang mu`min itu jiwanya bagus, qalbunya juga baik, dan ia bisa memberikan kebaikan kepada orang lain. Duduk bersamanya terdapat kebaikan. Maka seorang mu`min yang rajin membaca Al-Qur`an adalah baik seluruhnya, baik pada dzatnya dan baik untuk orang lain. Dia seperti buah Al-Atrujah, aromanya wangi dan harum, rasanya pun enak dan lezat.
Adapun seorang mu’min yang tidak membaca Al-Qur`an adalah seperti buah kurma. Rasanya enak namun tidak memiliki aroma yang wangi dan harum. Jadi seorang mu’min yang rajin membaca Al-Qur`an jauh lebih utama dibanding yang tidak membaca Al-Qur`an. Tidak membaca Al-Qur`an artinya tidak mengerti bagaimana membaca Al-Qur`an, dan tidak pula berupaya untuk mempelajarinya.
Perumpamaan seorang munafiq, namun ia rajin membaca Al-Qur`an adalah seperti buah Raihanah : aromanya wangi namun rasanya pahit. Karena orang munafiq itu pada dzatnya jelek, tidak ada kebaikan padanya. Munafiq adalah : orang yang menampakkan dirinya sebagai muslim namun hatinya kafir –wal’iyya dzubillah-. Kaum munafiq inilah yang Allah nyatakan dalam firman-Nya :
Di antara manusia ada yang mengatakan: “Kami beriman kepada Allah dan Hari Akhir,” padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar. Dalam hati mereka ada penyakit, lalu Allah tambah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.” [Al-Baqarah : 8 – 10]
Didapati orang-orang munafiq yang mampu membaca Al-Qur`an dengan bacaan yang bagus dan tartil. Namun mereka hakekatnya adalah para munafiq –wal’iyyadzubillah- yang kondisi mereka ketika membaca Al-Qur`an adalah seperti yang digambarkan oleh Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam :
يقرؤون القرآن لا يتجاوز حناجرهم
“Mereka rajin membaca Al-Qur`an, namun bacaan Al-Qur`an mereka tidak melewati kerongkongan mereka.”
Maka Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam mengumpamakan mereka dengan buah Raihanah, yang harum aromanya, karena mereka terlihat rajin membaca Al-Qur`an; namun buah tersebut pahit rasanya, karena jelek dan jahatnya jiwa mereka serta rusaknya niat mereka.
Adapun orang munafiq yang tidak rajin membaca Al-Qur`an, maka diumpamakan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam seperti buah Hanzhalah, rasanya pahit dan tidak memiliki aroma wangi. Inilah munafiq yang tidak memiliki kebaikan sama sekali. Tidak memiliki aroma wangi, karena memang ia tidak bisa membaca Al-Qur`an, disamping dzat dan jiwanya adalah dzat dan jiwa yang jelek dan jahat.
Inilah jenis-jenis manusia terkait dengan Al-Qur`an. Maka hendaknya engkau berusaha agar menjadi orang mu`min yang rajin membaca Al-Qur`an dengan sebenar-benar bacaan, sehingga engkau seperti buah Al-Atrujah, aromanya wangi, rasanya pun enak.
7.      Dari shahabat ‘Umar bin Al-Khaththab radhiallahu ‘anhu, bahwa Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
(( إنَّ اللهَ يَرْفَعُ بِهَذَا الكِتَابِ أقْوَاماً وَيَضَعُ بِهِ آخرِينَ )) رواه مسلم .
“Sesungguhnya Allah dengan Al-Qur`an ini mengangkat suatu kaum, dan menghinakan kaum yang lainnya.” [HR. Muslim 269]

Nah, itu tadi beberapa hadis tentang keutamaan membaca Al-Qur'an. bagaimana kalau menghafalnya, tentu kita akan mendapat ganjaran yang lebih besar. seperti hadis di bawah ini.:
يُقَالُ لِصَاحِبِ الْقُرْآنِ اقْرَأْ وَارْتَقِ وَرَتِّلْ كَمَا كُنْتَ تُرَتِّلُ فِى الدُّنْيَا فَإِنَّ مَنْزِلَكَ عِنْدَ آخِرِ آيَةٍ تَقْرَؤُهَا
Dikatakan kepada orang yang membaca (menghafalkan) al-Qur’an nanti, ‘Bacalah dan naiklah serta tartillah sebagaimana engkau di dunia mentartilnya! Karena kedudukanmu adalah pada akhir ayat yang engkau baca (hafal).

Kalau menghafal Al Qur’an tidak nikmat, berarti tujuannya bukan Allah. Kita menghafal Al Qur’an bukan sekedar untuk hafal, tetapi untuk semakin dicintai Allah. Kalau kita yakin Al Qur’an adalah kalamullah, mestinya nikmat. Untuk hafal Al Qur’an, tidak harus memahami, tidak harus berpikir, tapi cukup seyakin-yakinnya bahwa yang dibaca adalah kalamullah.


Senin, 22 Januari 2018

Pondok Pesantren Terpadu Al-Bashiroh

Pengenalan

Pondok Pesantren Terpadu Al-Bashiroh Turen-Malang memiliki visi dan misi yang kuat untuk menghasilkan output yang berkualitas, mencetak insan cendekia, Muttaqin, berjiwa wira usaha, dan berkarakter pemimpin dimasa depan.

Dalam rangka pencapaian visi dan misi Pondok Pesantren Terpadu Al-Bashiroh, maka segenap pengurus Pondok Pesantren Terpadu Al-Bashiroh (PPT Al-Bashiroh) selalu berupaya menjadikan PPT Al-Bashiroh sebagai pusat pendidikan yang unggul dalam menghasilkan intelektual Islam yang berkualitas dan berkarakter Islami.

Dari PPT Al-Bashiroh inilah kelak lahir pemimpin-pemimpin unggul dan berkarakter Akhlaqul karimah cinta ilmu, disiplin, saling menghargai dan pro aktif. Menjadikan PPT Al-Bashiroh sebagai pusat pengembangan budaya prestasi dan mutu, serta menjadi pusat pengembangan ilmu, keterampilan, sikap kepemimpinan dan kewirausahaan.
Lulusan Pondok Pesantren Terpadu Al-Bashiroh diharapkan menjadi seorang sosok generasi muda muslim yang memiliki :

a.Aqidah bersih dan lurus serta berakhlak mulia.
b.Memiliki bacaan Al-Qur’an yang baik dan benar (itqan).
c.Memiliki Hafalan Minimal 5 Juz bagi lulusan MTs
d.Mampu berbahasa Arab dan Inggris
e.Kemampuan untuk ibadah yang benar dengan penuh kesadaran.
f. Ilmu dan wawasah yang luas.
g.Sehat jasmani dan rohani.
h.Kemampuan berusaha terampil dan mandiri.
i. Emotional Question (EQ) dan Spiritual Question (SQ) yang baik.
j. Bermanfaat bagi masyarakat.
k.Unggul dalam berprestasi sehingga dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Minggu, 21 Januari 2018

VISI DAN MISI

Visi
Menjadikan lembaga pendidikan yang mencetak insan cendekia, Muttaqin, berjiwa wira usaha, dan berkarakter pemimpin dimasa depan.

Misi
Menumbuhkan kebiasaan menghafal, mempelajari, serta mengamalkan Al- Quran dan Hadits.
Mengembangkan kemampuan bahasa Asing (Arab dan Inggris)
Mengembangkan system pendidikan karakter Islami (Akhlaqul karimah).
Menjadikan pesantren sebagai miniatur masyarakat islami.
Menjadikan pesantren sebagai pusat pengembangan budaya prestasi dan mutu Menjadi pusat pengembangan ilmu, keterampilan, sikap kepemimpinan dan kewirausahaan

Tujuan Pembelajaran

google-site-verification: googlea254c7042b37575a.html


Pondok Pesantren Terpadu Al-Bashiroh Turen-Malang memiliki visi dan misi yang kuat untuk menghasilkan output yang berkualitas, mencetak insan cendekia, Muttaqin, berjiwa wira usaha, dan berkarakter pemimpin dimasa depan.

Dalam rangka pencapaian visi dan misi Pondok Pesantren Terpadu Al-Bashiroh, maka segenap pengurus Pondok Pesantren Terpadu Al-Bashiroh (PPT Al-Bashiroh) selalu berupaya menjadikan PPT Al-Bashiroh sebagai pusat pendidikan yang unggul dalam menghasilkan intelektual Islam yang berkualitas dan berkarakter Islami.

Dari PPT Al-Bashiroh inilah kelak lahir pemimpin-pemimpin unggul dan berkarakter Akhlaqul karimah cinta ilmu, disiplin, saling menghargai dan pro aktif. Menjadikan PPT Al-Bashiroh sebagai pusat pengembangan budaya prestasi dan mutu, serta menjadi pusat pengembangan ilmu, keterampilan, sikap kepemimpinan dan kewirausahaan. Lulusan Pondok Pesantren Terpadu Al-Bashiroh diharapkan menjadi seorang sosok generasi muda muslim yang memiliki :


a.Aqidah bersih dan lurus serta berakhlak mulia.
b.Memiliki bacaan Al-Qur’an yang baik dan benar (itqan).
c.Memiliki Hafalan Minimal 5 Juz bagi lulusan MTs
d.Mampu berbahasa Arab dan Inggris
e.Kemampuan untuk ibadah yang benar dengan penuh kesadaran. f.Ilmu dan wawasah yang luas.
g.Sehat jasmani dan rohani.
h.Kemampuan berusaha terampil dan mandiri.
i.Emotional Question (EQ) dan Spiritual Question (SQ) yang baik.
j.Bermanfaat bagi masyarakat.
k.Unggul dalam berprestasi sehingga dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Sabtu, 20 Januari 2018

Pelatihan Menulis


“Ilmu itu bagaikan hasil panen/buruan didalam karung, menulis adalah ikatannya” (Imam Syafi’i)

"Ikatlah ilmu dengan menulis"
(Ali ibn Abi Thalib)

Kalimat yang sangat mendalam betapa manfaat menulis dalam keilmuan tidak dapat terpisahkan karena menulis akan menghasilkan sebuah karya yang akan abadi dan terus mengalir manfaatnya walaupun penulis sudah tidak di dunia lagi. Jika orator akan terkenang akan gaya penyampaian dan beberapa kalimat intinya, penulis lewat tulisannya akan terkenang dengan utuh gagasan pemikirannya dan utuh tersampaikan. Maka, sungguh mengagumkan membudayakan menulis sejak dini kepada santri.



Santunan Bersama Fakir Miskin di Sekitar PonPes

Menerapkan Al-Qur'an secara langsung kepada Santri merupakan cara terbaik dalam metode pengajaran. Inilah bentuk kepedulian sosial yang diajarkan Islam sebagai rahmatal lil 'alamin. Wallahu'alam Bishoab..

Silaturahim Ke Sumber Arum

Sabtu, 16 Desember 2017 Sebagai bentuk menerapkan sunah Rasul, Sanrtri Pondok Pesantren Terpadu Al-Bashiroh melakukan kunjungan ke rumah seorang santri yang letaknya di ujung selatan malang, yaitu dusun sumber arum.Perjalanan yang ditempyh hampir dua jam dan melewati jalan yang terjal membuat catatan khusus di hati para santri. Kegiatan ini diharapkan menjadi sebuah bentuk real dari kepedulian seorang muslim kepada masyarakat sekitarnya. Wallahu ala kulli syai'in qadir...

Postingan Populer